Pengertian UPS, Manfaat, Komponen, Jenis, Sistem Kerja, Tips Merawat dan Membeli

Pengertian UPS, Manfaat, Komponen, Jenis, Sistem Kerja, Tips Merawat dan Membeli
Pengertian UPS, Manfaat, Komponen, Jenis, Sistem Kerja, Tips Merawat dan Membeli

Di Googling - Listrik tetap menjadi masalah klasik di negara kita tercinta ini dan tada yang lebih mengesalkan dari pemutusan listrik mendadak tersebut, terutama jika Anda menjalankan bisnis atau bekerja di perusahaan. Pemadaman bergilir tanpa pemberitahuan dan aliran listrik yang tidak stabil adalah hanyalah sebagian kecil masalah yang sering kita hadapi. Fatalnya untuk beberapa alat elektronik, listrik yang tidak stabil dapat menyebabkan kerusakan. Salah satunya pada komputer atau laptop.

Aliran Listrik yang tidak stabil dapat mengakibatkan kerusakan atau kehilangan data pada saat digunakan. Pada tahap yang lebih parah, juga bisa pula menyebabkan kerusakan pada motherboard. Untuk itu, kita membutuhkan yang namanya Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk menstabilkan aliran listrik. UPS juga dapat menjadi solusi jika teradi pemadaman listrk secara tiba-tiba.

Dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap mengenai pengertian UPS, bagaimana cara kerja, komponen di dalam sebuah UPS, dan Fungsinya pada Komputer. Lantas apa itu UPS?

Pengertian UPS
        UPS adalah singkatan dari Uninterruptible Power Supply, yaitu dimana dalam bahasa Indonesia disebut dengan suplai daya bebas gangguan. Secara singkat, pengertian UPS adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai perangkat untuk menyimpan dan menyediakan daya alternatif (backup) energi ketika peralatan elektronik kehilangan ataupun pemutusan daya listrik dari sumber utama atau penurunan daya.

maksudnya yaitu UPS memiliki komponen sumber energi yang akan terisi penuh ketika dihubungkan pada sumber arus listrik. Ketika pemutusan listrik terjadi, baterai UPS akan menjaga kestabilan arus pada perangkat yang tersambung dengannya. UPS biasanya dilengkapi dengan baterai kering dengan daya tahan 2-3 tahun. Baterai tersebut memberi cukup cadangan energi untuk mematikan perangkat secara manual sampai Anda menemukan sumber listrik lainnya.

Di dalam UPS terdapat charger untuk mengisi baterai. Jadi, bila baterai kosong, Ia akan diisi kembali. Namun, perangkat UPS ini hanya dapat menyediakan daya listrik dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sebuah Uninterruptible Power Supply (UPS) dengan daya 600 watt pada umumnya dapat memberikan daya listrik pada sebuah perangkat elektronik dengan kebutuhan daya 400 watt hanya kisaran selama 10-15 menit saja.

Manfaat UPS
       UPS banyak digunakan oleh masyarakat karena memiliki banyak fungsi, berikut beberapa fungsi UPS yang biasa kita lihat walau terkadang tidak kita sadari.

1. Perlindungan Power-off
        Ketika daya yang disediakan oleh listrik mati atau dimatikan, maka sistem UPS akan segera mengubah daya DC yang ada pada baterai menjadi daya AC untuk memasok beban, guna menghindari ketidaknyamanan serta kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan daya.

2. Stabilisasi Tegangan
        Tegangan yang berlebih atau rendah bisa mempengaruhi masa pakai instrumen dan peralatan yang digunakan. Penerapan sistem UPS bisa menyediakan catu daya tegangan yang stabil untuk peralatan pengguna sehingga bisa memastikan operasi peralatan berjalan dengan normal dan bisa memperpanjang masa pakai.

3. Perlindungan Lonjakan
        Bisa melindungi dari lonjakan karena sistem daya UPS dirancang dengan pelepasan titik untuk meyerap lonjakan yang terjadi, juga untuk menghindari lonjakan yang bisa berpengaruh pada efisiensi layanan dan masa pakai perangkat.

4. Tegangan Tinggi atau Rendah
        Ketika tegangan listrik sering berubah, pengatur tegangan UPS menjaga ketegangan tersebut dalam kisaran aman sehingga bisa memastikan bahwa peralatan masih beroperasi dengan normal.  Ketika tegangannya tinggi atau rendah, otomati sistem UPS komputer akan memulai catu daya baterai untuk pengoperasian peralatan yang berkelanjutan.

5.  Perlindungan Distorsi Harmonik
        Daya yang ada harus ditransmisikan ke pengguna melalui saluran transmisi dan distribusa, yang membuat bentuk gelombang tegangan mendistorsi dan terjadi perubahan arus yang mendasar, akibatnya dihasilkan lah harmonik. Harmonik akan mempengaruhi penggunaan peralatan dan sistem UPS akan menanganinya.

6.  Stabilisasi Frekuensi
        Frekuensi diartikan sebagai periode perubahan catu daya komersial per detiknya. Frekuensi daya biasanya akan tidak stabil tergantung konsumsi daya yang digunakan oleh penggunanya. Kemudian, UPS akan mengkonversi daya sehingga akan menghasilkan frekuensi yang stabil guna memastikan pengoperasian peralatan yang normal.

7.  Perlindungan Seketika
        Lonjakan atau penurunan tekanan kadang terjadi sesaat yang pastnya bisa mempengaruhi keakuratan perangkat. Oleh karena itu, UPS hadir untuk memberikan tegangan yang stabil guna melindungi peralatan.

8. User friendly
        Pengguna dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan beberapa aksesoris yang diperlukan yaitu mendapatkan notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan pengaturan perangkat lunak UPS management.

9. Diagnosa dan management
        UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem.

10. Menahan Kebisingan
        UPS melindungi instrumen dan data, memastikan pengopersian perangkat masih normal dan memperpanjang masa pakai tanpa membuat kebisingan mesin yang berlebih.

Itulah beberapa fungsi dan manfaat UPS yang bisa kita dapatkan. Tentu saja selain itu masih ada beberapa manfaat lainya.

Komponen UPS
        Perangkat UPS terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Berikut ini adalah beberapa komponen UPS tersebut:

  • Baterai: yaitu bagian UPS yang dapat menyimpan daya listrik dan dapat digunakan sebagai sumber listrik alternatif selama 10 – 15 menit tergantung kapasitas daya UPS. Baterai pada UPS biasanya berjenis lead-acid atau nikel-cadmium.
  • Rectifier: yaitu komponen penyearah pada UPS yang berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik utama. Rectifier bekerja pada saat pengisian baterai dilakukan.
  • Inverter: yaitu komponen UPS yang berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Inverter bekerja ketika UPS dipakai untuk memberikan daya listrik ke perangkat elektronik.
  • Saklar statis: yaitu perangkat semikonduktor yang mentransfer beban dari inverter ke utilitas kemudian kembali lagi.

Jenis-Jenis UPS
        Berdasarkan cara kerjanya, perangkat UPS dapat dibedakan menjadi empat jenis. Adapun jenis-jenis UPS adalah sebagai berikut:

1. Standby (Offline) UPS
        UPS tipe Standby merupakan tipe yang biasa digunakan oleh para pengguna rumahan untuk disandingkan dengan PC mereka. Transfer Switch telah diatur untuk mengambil input AC (searah) sebagai sumber daya utama, sedangkan sumber daya cadangan diambil dari baterai atau Inverter (pada saat sumber daya utama padam).

UPS dengan tipe seperti ini mampu melakukan filtrasi terhadap gangguan daya dan pengelolaan arus, di samping juga keuntungan bagi pengguna dari sisi rancangan yang efisien, ukurannya yang kecil serta biaya yang harus dikeluarkan terbilang murah.

2. Line Interactive
        UPS tipe ini adalah yang paling sering digunakan pada unit small business, pengembang web, dan sejumlah server yang berada di departemen pemerintahan. Hal ini dikarenakan selain memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tipe ini juga memiliki kemampuan menyesuaikan voltase yang cukup baik.

Bagian Inverter (pengubah daya dari batere ke AC) selalu terhubung ke output sistem UPS. Dalam keadaan normal, Inverter akan melakukan pengisian batere. Sedangkan dalam keadaan listrik padam, Transfer Switch akan menutup dan mengalirkan daya dari batere ke output UPS. Posisi Inverter yang selalu terhubung ke output memberi tambahan penyaring daya. Hal inilah yang membuat UPS dengan tipe ini banyak digunakan untuk server dan kondisi listrik yang tidak terlalu baik.

3. Double Conversion Online
        Tipe ini merupakan yang paling lazim untuk UPS dengan daya lebih dari 10kVA. Tipe ini memiliki kesamaan dengan tipe Standby. Hanya saja tipe ini memiliki sumber tenaga utama yang terletak pada Inverter, bukan pada sumber listrik AC. Pada tipe ini, terputusnya pasokan listrik utama tidak akan memicu sakelar transfer karena arus listrik AC yang masuk pada bagian input tengah melakukan pengisian pada batere yang memberikan tenaga pada Inverter yang terletak pada bagian output.

Oleh karena itu, ketika arus listrik AC terputus, arus tenaga akan segera dialihkan tanpa mengambil jeda saat pengalihan terjadi. UPS tipe ini memperlihatkan kinerja di atas rata-rata. Dapat dikatakan tipe ini mendekati gambaran ideal dari sebuah UPS, sayangnya tipe ini menghasilkan panas yang cukup tinggi.

Sistem Kerja UPS Secara Umum
        Sebagai sebuah sistem, sistem kerja UPS berbeda-beda tergantung tipenya atau memiliki cara kerja tersendiri. UPS (Uninterupted Power Supply) adalah alat yang dapat menyimpan arus listrik 220 volt kedalam batery 12 volt dan mengeluarkannya lagi dalam 220 volt.

Secara umum, cara kerja UPS ini cukup sederhana, yaitu bekerja berdasarkan kepekaan terhadap tegangan arus listrik. Ketika UPS menemukan adanya penyimpangan jalur voltase (misalnya tegangan listrik tidak stabil), UPS secara otomatis akan berpindah ke posisi operasi on-battery atau baterai hidup untuk melindungi beban (load).

Selain itu, UPS juga akan berpindah ke operasi on-battery ketika terjadi kegagalan listrik sesaat atau listrik padam akibat berbagai peristiwa, misalnya sambaran petir. Hal ini dapat meningkatkan arus UPS dan dapat menghentikan suplai arus listrik DC (direct current) menuju perangkat elektronik.

7 tips merawat UPS
        Kalau anda membiliki UPS pertama kali dan bingung dalam merawat untuk tahan beberapa tahun kedepan, silakan anda perhatikan point-point dalam 7 tips merawat UPS berikut ini:

  1. Untuk UPS baru pastikan untuk mencharge terlebih dahulu selama kurang lebih 8 jam hingga 12 jam agar performa batereinya bagus.
  2. Gunakan UPS sesuai spesifikasinya atau beban seharusnya. Penggunaan yang tidak sesuai beban akan menyebabkan baterry cepat rusak. Biasanya beban yang direkomendasikan hanya separuh dari yang tercantum pada UPS.
  3. Jaga UPS agar tidak sampai kehabisan baterai ketika memback up pemadaman listrik. Rata – rata UPS dapat memback up hingga 15 - 30 menit tergantung kegunaan untuk peralatan komputer, setelah itu UPS tidak tahan dan akan mati dengan sendirinya. Karena itu, begitu listrik padam sebaiknya segera lakukan persiapan untuk mematikan komputer dengan aman.
  4. Cabut sumber listrik UPS bila sedang tidak digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama contoh: 1 bulan,1tahun untuk menghindari panas terus menerus. Hal ini juga untuk menghindari panas pada stop kontak listrik dari UPS tersebut, kalau jangka waktu satu hari atau beberapa hari tidak akan mempengaruhi UPS atau pun  stop kontak listrik.
  5. Letakkan UPS pada tempat yang agak terbuka agar hawa panas yang dihasilkan ketika beroperasi bisa tersirkulasi dengan baik.
  6. Restart UPS dengan waktu kurang lebih 5 detik setelah Anda mematikan UPS, jangan langsung mematikan dan menghidupkannya secara tiba-tiba.
  7. Gunakan UPS hanya untuk kegunaannya saja seperti peralatan komputer yaitu CPU dan monitor. Jangan gunakan untuk peralatan elektronik lain yang tidak diperlukan.

4 Tips Sebelum Membeli UPS
        Kalau anda ingin membeli UPS pertama kali, silakan anda perhatikan point-point Kriteria dalam 4 tips sebelum memilih UPS yang bagus dan sesuai kebutuhan anda :

  1. Pastikan anda membeli UPS mempunyai daya yang lebih besar dari pada Power Supply computer anda. Power Supply biasanya dalam satuan watt sementara kapasitas UPS dalam satuan VA. Satuan watt dan satuan VA tidak sama ( Watt = VA X Power Factor ) biasanya di kardus UPS tertera beberapa besar Kapasitas VA dan Power Factor.
  2. Cek kapasitas baterai. Berapa lama UPS dapat hidup (membeckup) ketika listrik padam biasanya sekitar  15 - 30 menit tergantung pemakaian.
  3. Pastikan UPS di lengakapi dengan AVR (stabilizer) dan Fuse (anti petir) yang berkualitas, sehingga jika tegangan listrik turun atau pun tidak stabil, maka kerusakan di computer atau komponennya dapat di cegah.
  4. UPS memiliki transfer time yang kecil, sehingga ketika listrik padam UPS dengan cepat menganti pasokan daya dan komputer tidak mengalami restart.

       Demikianlah artikel yang dapat bisa Saya sampaikan tentang Pengertian UPS, Manfaat, Komponen, Sistem Kerja dan Tips Merawatnya, semoga artikel digoogling.com ini dapat membantu dan bermanfaat bagi Anda, trimakasih.